SEKITAR KITA

Plt Kepala BPBD Ungkap Sejumlah Fakta Bencana yang Menerjang Trenggalek

Diterbitkan

-

Plt Kepala BPBD Ungkap Sejumlah Fakta Bencana yang Menerjang Trenggalek
BANJIR: Kondisi banjir saat menerjang beberapa desa di Kabupaten Trenggalek. (Memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ungkap sejumlah fakta dari kejadian banjir besar yang terjadi di Kabupaten Trenggalek, Selasa (18/10/2022) kemarin. Disampaikannya, bahwa bencana banjir yang menggenangi beberapa kecamatan di Kota Keripik Tempe, ini karena kondisi tanah yang sudah jenuh.

“Banjir kemarin itu diawali hujan selama 1 kali 24 jam. Di sisi lain, tanah di Trenggalek, sudah mengalami kejenuhan. Sehingga, walupun hujan itu tidak terlalu deras, namun karena tanahnya jenuh, maka banjir tidak bisa dihindari,” ungkap Budi saat dikonfirmasi, Kamis (20/10/2022) siang.

Sejak Selasa kemarin, tambahnya, ada 21 desa di 5 kecamatan yang terdampak banjir. Masuk di hari Rabu pagi, ada tambahan lokasi yang terdampak banjir. “Ada 4 desa di 1 kecamatan. Jadi, totalnya ada 26 desa dan 6 kecamatan di Kabupaten Trenggalek,” ujarnya.

Disinggung terkait penanganan yang dilakukan pasca bencana, BPBD Trenggalek akan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak. “Kebutuhan makan, minum, tempat tinggal, pengungsian dan kesehatan, itu yang menjadi fokus awal penanganan kita,” imbuhnya.

Selain banjir, ujarnya, disaat yang bersamaan juga terdapat bencana tanah longsor di 4 kecamatan. Kejadian tanah longsor, ini sebagian besar menimpa fasilitas umum seperti jalan rumah penduduk.

Advertisement

Dirinya juga menghimbau, bagi warga yang rumahnya berada di pinggiran tebing untuk tetap waspada dan berhati-hati. “Tetap waspada dan berhati-hati bagi warga yang rumahnya berada dipinggiran tebing, karena sangat beresiko terjadi longsor,” kata Budi.

Tidak hanya itu, bencana tanah gerak juga terjadi di Desa Terbis dan Besuki, di Kecamatan Panggul serta Desa Timahan di Kecamatan Kampak. Pihaknya menghimbau, agar potensi terburuk akibat adanya tanah gerak untuk masyarakat yang ada di wilayah terdampak. Agar segera evakuasi diri jika terjadi hujan walaupun malam hari. Hal ini dilakukan supaya tidak sampai memakan korban jiwa

Baca juga :

“Kemudian, jika ada retakan tanah, diusahakan agar air tidak masuk. Caranya, dengan dibuatkan aliran air atau menutupi retakan tanah dengan tanah yang lain,” tegasnya.

Bencana yang terjadi selama beberapa hari terakhir di Kabupaten Trenggalek, diketahui tidak memakan korban jiwa. Namun, menurut informasi yang diterima, menyebutkan bahwa ada 1 korban meninggal dunia di sungai yang ada di Dusun Blengok, Desa Wonocoyo, Kecamatan Pogalan.

“Kita akan identifikasi terkait kematian korban ini. Apakah memang karena bencana atau yang lain,” kata Budi.

Advertisement

Sementara itu, dirinya juga menyampaikan kondisi terkini pasca banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Watulimo, Selasa (18/10/2022) lalu. Pada saat itu, banjir terjadi bersamaaan di 2 kecamatan lain yakni Munjungan dan Panggul.

Perbedaannya, kalau di Kecamatan Munjungan dan Panggul, banjir terjadi akibat luapan air sungai. Tetapi banjir yang terjadi di Kecamatan Watulimo sudah masuk dalam banjir bandang. Karena diakibatkan aliran sungai yang tak membawa sampah melainkan kayu, ranting dan lumpur.

“Sejauh ini proses pembersihan fasilitas umum di kecamatan Watulimo sudah selesai. Tinggal sebagian kecil masyarakat untuk membersihkan lingkungannya secara mandiri,” paparnya.

Masih terang Budi, Kabupaten Trenggalek memang masuk wilayah selatan Jawa Timur. Yang mana semua wilayah selatan sangat berpotensi banjir karena cuaca yang ekstrim.

Artinya, di wilayah Jawa timur mulai dari Jember, Banyuwangi, Malang, Blitar, Trenggalek, dan Pacitan itu sangat berpotensi banjir karena cuaca. (mil/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas