Kabar Desa

Bupati Trenggalek Jalani Tradisi Kirab Kerbau Nyadran Dam Bagong

Diterbitkan

-

TRADISI: Bupati Arifin saat melihat kerbau yang akan disembelih dalam Tradisi Adat Bersih Dam Bagong di Pendopo Trenggalek. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, menjalani tradisi Kirab Nyadran Kerbau Dam Bagong. Dimana dalam tradisi itu, sebelum disembelih, kerbau untuk tradisi Nyadran Dam Bagong dilakukan kirab dari Desa Kerjo menuju Dam Bagong di Kelurahan Ngantru. Baru kemudian, kepala, kulit dan kakinya dilarung di Dam Bahong.

Dalam perjalanannya, kerbau yang dinamakan Suryo Maeso Tunggo oleh warga setempat, disinggahkan sejenak di Pendopo Manggala Praja Nugraha-Trenggalek. Di pendopo, serangkaian tradisi dijalani, kemudian diserahkan oleh Bupati Trenggalek kepada warga Kelurahan Ngantru, untuk dilakukan upacara penyembelihan.

Sesuai dengan ceritanya, tradisi Nyadram Dam Mbagong berawal dari hikayat yang berkembang turun temurun dan dipercaya oleh warga sebagai cikal bakal Dam Bagong. Dimana keberadaan Dam Bagong yang dibangun Adipati Menak Sopal, menjadikan warga mendapatkan irigasi pertanian dan terhindar dari bencana banjir.

Dalam pembangunannya, Menak Sopal melakukan persembahan dengan penyembelihan Gajah Putih yang kala itu dipinjamkan dari Mbok Roro Krandon di Desa Kerjo, Kecamatan Karangan. Tradisi ini, yang ingin coba dikembalikan dan dilestarikan lagi oleh masyarakat Trenggalek.

“Ini kegiatan setiap Bulan Selo, sebagai bentuk syukurnya para petani atas karunia bisa menanam dan tersedianya air. Maka, dicurahkan dengan bergotong royong melakukan sedekah bumi berupa penyembelihan kerbau,” kata Bupati Arifin, seusai mengikuti serangkaian upacara adat Kirab Mahesa (kerbau), Kamis (06/06/2024) tadi.

Advertisement

Baca juga :

Mas Ipin-sapaan akrabnya menuturkan bahwa acara tahunan tersebut merupakan bentuk syukur para petani tani atas ketersediaan air di sawah. Sehingga, bisa terus menanam padi.

“Rasa syukur ini dicurahkan dengan bergotong royong melakukan sedekah bumi berupa penyembelihan kerbau dengan kualitas bagus. Ibaratnya, memilih hewan yang akan digunakan untuk sodaqohan ini yang terbaik, berarti syukurnya itu betul-betul syukur. Semoga nanti, Allah Tuhan Yang Maha Esa memberikan kelancaran rizqi bagi para sedulur tani yang ada di Ngantru dan sekitarnya yang teraliri Dam Bagong,” terangnya.

Tradisi ini, sambungnya, dapat diartikan mengembalikan sejarah terkait dengan Adipati Menak Sopal. Puncaknya besok, akan diselenggarakan penyembelihan. Kemudian dibagi dagingnya, dimasak untuk warga dan nanti kepalanya akan ada prosesi larung, yang ujungnya sebenarnya juga diambil oleh warga sebagai bentuk doa.

“Kepala itu adalah simbul kehormatan, kepercayaan. Jadi ini sedekahnya orang banyak, kemudian diperebutkan orang banyak juga kepalanya yang merupakan simbol kepercayaan tertinggi,” terangnya.

Suami Novita Hardiny ini berharap, dalam pelaksanaan Bersih Dan Bagong yang dimulai hari ini hingga esok itu, diberikan kelancaran dan keberkahan. Terlebih, memberikan kesejahteraan bagi petani di Kabupaten Trenggalek.

Advertisement

“Semoga nanti warga suka cita berbahagia. Dan semoga, Allah SWT memberikan kelancaran rezeki bagi para sedulur tani yang ada di Ngantru dan sekitarnya yang teraliri Dam Bagong, maupun masyarakat Desa Kerjo,” tambahnya. (mil/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas