Politik

Pembangunan Jembatan Nglembu Dikeluhkan, Komisi III DPRD Trenggalek Gelar Rapat Dengar Pendapat

Diterbitkan

-

ASPIRASI: Suasana rapat dengar pendapat warga terdampak pembangunan Jembatan Nglembu dengan Komisi III DPRD Trenggalek. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Pembangunan Jembatan Nglembu di Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, dikeluhkan warga sekitar. Bahkan, sebanyak enam Kepala Keluarga (KK) mendatangi Kantor DPRD Trenggalek, guna menyampaikan aspirasi serta mengeluhkan pembangunan jembatan yang mana menimbulkan dampak kesehatan, sosial hingga ekonomi.

Ketua Komisi III DPRD Trenggalek, Pranoto, mengatakan bahwa warga yang hadir merupakan perwakilan dari enam KK yang terdampak langsung oleh pembangunan jembatan. Mereka menyampaikan keluhan, terkait dampak sosial dan ekonomi yang mereka rasakan akibat proyek pembangunan ini.

“Hari ini kita menerima aspirasi dari masyarakat yang terdampak pembangunan Jembatan Plengkung, yang ada di Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan. Sedikitnya ada enam KK yang terdampak baik sosial maupun ekonominya,” katanya, Jumat (09/08/2024) tadi.

Komisi III DPRD menyampaikan, bahwa jika semua aspirasi yang disampaikan ini akan segera ditindaklanjuti dan dikoordinasikan dengan pihak terkait. Hal ini, untuk memastikan agar permasalahan yang dihadapi warga dapat diakomodasi dalam anggaran pemerintah daerah, sepanjang peraturan yang berlaku mengizinkan.

“Jika memungkinkan, maka persoalan ini akan kita akomodir dalam APBD. Asalkan, tidak bertentangan dengan aturan yang ada,” tambahnya.

Advertisement

Baca juga :

Politisi PDI-Perjuangan ini menambahkan, jika sebelumnya telah dilakukan komunikasi antara Pemerintah Kabupaten Trenggalek, BPJN dan pihak pengusaha. Hasilnya, warga yang terdampak telah ditawarkan bantuan sebesar Rp 1,5 juta, yang terdiri dari Rp 500 ribu dari pengusaha dan Rp 1 juta dari dana pribadi Dinas PUPR.

“Namun, warga merasa bahwa bantuan tersebut belum sebanding dengan dampak yang mereka alami. Oleh karena itu, kami akan berupaya agar permintaan mereka dapat diakomodir dengan baik,” ujar Pranoto.

Sementara itu, salah satu perwakilan warga, Wardoyo alias Yoyok, menyampaikan maksud kedatangan mereka ke Kantor DPRD kali ini untuk menyampaikan aspirasi serta mencari solusi yang layak bagi warga yang terkena dampak pembangunan jembatan. Meskipun telah ada sosialisasi terkait dana kompensasi, namun warga belum mau menerimanya karena merasa jumlahnya belum mencukupi.

“Kami berharap, agar tuntutan kita ini dapat direalisasikan dan ada tindak lanjut dari pihak terkait. Karena, mau bagaimana pun proyek pembangunan jembatan ini sangat berdampak bagi kita,” kata Yoyok.

Dirinya menegaskan, bahwa usaha-usaha masyarakat di sekitar proyek Jembatan Nglembu, juga terganggu. Bahkan, hampir tutup setiap harinya. Ada yang warung, toko pakan burung, fotokopi, printing dan lainnya. Semua itu, atas dampak pembangunan Jembatan Nglembu yang pengerjaannya berjalan sekitar 4 bulan terakhir.

Advertisement

“Intinya kami tidak menghalang-halangi pengerjaan pembangunan jembatan itu. Akan tetapi, kami berharap adanya pertemuan ini, supaya ada kejelasan dan realisasi yang lebih baik mengenai kompensasi atas dampak yang kami alami selama 4 bulan ini,” paparnya. (mil/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas