SEKITAR KITA

Bangunan Ponpes di Trenggalek Terancam Roboh Akibat Banjir, Bupati Arifin Minta Rekayasa Aliran Sungai

Diterbitkan

-

Bangunan Ponpes di Trenggalek Terancam Roboh Akibat Banjir, Bupati Atifin Minta Rekayasa Aliran Sungai
TINJAU: Salah satu sisi bangunan Ponpes yang terancam roboh akibat bagian dasar yang tergerus aliran sungai. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, terancam roboh akibat dasar lantai Ponpes tergerus aliran banjir. Kondisi itu, pun mendapat perhatian Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, dan meminta agar ada penguatan tepi sungai dan rekayasa arus sungai.

“Posisi pondok sudah sangat mengkhawatirkan. Sehingga, perlu ada penanganan segera. Karena ditakutkan, bila ada banjir susulan, bangunan pondok akan roboh karena tersapu ganasnya aliran air saat banjir,” ujarnya, Selasa (08/11/2022) siang.

Dikatakan Mas Ipin-sapaan bupati, alat berat bantuan dari Wali Kota Surabaya, akan disiagakan untuk melakukan penguatan menggunakan batuan sungai. Sekaligus, melakukan rekayasa aliran sungai, sehingga tidak mengarah langsung ke pondok.

“Ini kita di Ngembes Desa Masaran, Kecamatan Munjungan. Tepatnya, di Pondoknya Kyai Solikhin. Kalau kita lihat posisi aliran sungai, itu menghantam langsung ke dasar pondok dan mengancam pemukiman,” terang Bupati Arifin.

Oleh karenanya, ujar Mas Ipin, perlu adanya rekayasa jalur sungai. Sehingga nantinya, di sisi sebelah Barat akan di geser ke sebelah Timur. Kemudian, dikuatkan kembali dengan menggunakan Bronjong.

Advertisement

Baca juga :

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tarbiatus Sholikin, Kyai Sholikin Mutohir, menjelaskan bahwa tergerusnya bangunan pondok pesantren, terjadi beberapa waktu lalu atau saat banjir. “Tepatnya Jumat malam kemarin, puncak tertinggi banjir terjadi sekira jam 00.00 malam. Anak anak sedang tertidur, kemudian ada suara gemuruh. Ada sebagian yang bangun dan melihat kondisi sudah seperti ini,” ungkapnya.

Kemudian, ditambah adanya banjir susulan, yang mengakibatkan keparahan bangunan gedung. Panjang sepadan sungai yang tergerus sepanjang kurang lebih 50 meter.

“Kami berharap, ada bantuan pemerintah yang bersifat segera. Sehingga, proses belajar mengajar bisa segera dilaksanakan dan tidak terganggu dengan kondisi bagian dasar bangunan Ponpes,” kata Kyai Sholikin.

Perlu diketahui, pada tahun 2020 lalu, sudah ada upaya penanganan bronjongisasi oleh BPBD Jatim. Namun pada musim penghujan ini, sejumlah bronjong lenyap diterjang banjir. (mil/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas