Pemerintahan

Upayakan Trenggalek Inklusi, Begini Harapan Bupati Arifin

Diterbitkan

-

BIMTEK : Bupati Trenggalek saat menghadiri Bimtek Keterampilan Kelembagaan Kelompok Swadaya Masyarakat di Ponpes Hidayatul Mubtadi'in Gunung Kebo Desa Sambirejo.

Memontum Trenggalek – Demi melindungi segenap tumpah darah Indonesia, Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek terus berupaya mewujudkan pembangunan yang lebih inklusif. Dalam hal ini, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, mengatakan bahwa isu inklusifitas dalam SDG’s (Sustainable Development Goals) sebenarnya telah diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Saat menghadiri bimbingan teknik (Bimtek) ketrampilan kelembagaan kelompok swadaya masyarakat melalui kampung inklusi atas kolaborasi Pemkab Trenggalek dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur di Ponpes Hidayatul Mibtadi’in Gunung Kebo Desa Sambirejo Kecamatan Trenggalek, Bupati menuturkan di Desa Sambirejo tercipta satu kesadaran yang inklusi.

“Kami bersyukur, berbangga bahwa di Sambirejo tercipta satu kesadaran inklusi. Meskipun juga ada benturan, ada yang menolak ada yang mendukung, tapi di sini dialektika masyarakat sedang diuji, sejauh mana hati kita tersentuh satu sama lain,” ucap Bupati Arifin, Kamis (27/08/2020) siang.

Ia mengungkapkan, kegiatan semacam ini bisa menjadi pioneer di daerah-daerah lain. “Kegiatan seperti ini semoga menjadi pioner di tempat-tempat lain karena paling tidak ya itu tadi, kita ini anak-anak bangsa masih punya hutang konstitusi yaitu kemerdekaan itu untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia,” imbuhnya.

Ditambahnya, belum lagi untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Termasuk semua ini adalah bagian dari bangsa yang harus mendapatkan hak yang sama

Advertisement

Menurut Bupati Nur Arifin, Ponpees Gunung Kebo merupakan contoh kolaborasi yang sempurna antara Pemerintah dengan kelompok swadaya masyarakat. Bupati berharap ke depan tidak hanya menjadi kampung inklusi, tetapi juga Trenggalek inklusi.

“Di saat Pemerintah belum memiliki SDM yang memadai, kita kolaborasi dengan komunitas masyarakat untuk bisa menampung orang-orang yang tidak diterima di keluarganya, seperti ODGJ yang dipasung, diabaikan, itu diajak di pondok ini dan beberapa juga sudah sembuh dan hari ini ada pelatihan untuk usaha mereka,” kata Bupati.

Disampaikan juga oleh suami Novita Hardiny ini, bahwa mewujudkan Kabupaten Trenggalek yang inklusif sendiri telah dilakukan, diantaranya seperti Adminduk bagi ODGJ sudah diurus oleh setiap Desa. “Meskipun memiliki gangguan jiwa, tetapi mereka terdaftar sebagai warga negara. Sehingga ketika ada program bantuan mereka tidak terlewat,” pungkasnya. (mil/syn)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas