Pemerintahan

Ketua TP PKK Trenggalek, Inisiasi Kelas Physical Distancing

Diterbitkan

-

Ketua TP PKK Trenggalek, Inisiasi Kelas Physical Distancing

Perjuangkan Hak Belajar Anak Usia Dini

Memontum Trenggalek – Ditengah masa pandemi Covid-19, Pemerintah menerapkan belajar di rumah dengan metode daring (online) demi menekan resiko penyebaran virus corona. Namun hal ini tidak sepenuhnya bisa dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Trenggalek mengingat sebagian besar wilayahnya berkontur pegunungan sehingga masih ada beberapa wilayah terkendala untuk mengakses jaringan internet.

Guna memperjuangan hak belajar anak usia dini yang terkendala akses internet, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini Nur Arifin bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek menginginiasi Program kelas Physical Distancing.

Novita Hardiny saat menginisiasi kelas Physical Distancing bersama sejumlah anak-anak usia dini di Kecamatan Gandusari Trenggalek. (ist)

Novita Hardiny saat menginisiasi kelas Physical Distancing bersama sejumlah anak-anak usia dini di Kecamatan Gandusari Trenggalek. (ist)

Kelompok Bermain Tunas Bangsa yang berlokasi di Dusun Banyon Desa Widoro Kecamatan Gandusari ditunjuk menjadi pilot project kelas physical distancing di Kabupaten Trenggalek.

Dimana pada kelas ini guru mengunjungi dan memberikan pembelajaran di rumah murid dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah pembelajaran, memakai masker selama pembelajaran, jumlah anak dibatasi dan selalu menjaga jarak.

Kelas Physical Distancing PAUD dilaksanakan seminggu sekali di rumah salah satu rumah wali murid,dan diikuti sekitar 4 anak usia 4 – 6 Tahun yang lokasi rumahnya berdekatan dan tidak bisa mengakses internet.

Dengan adanya kelas physical distancing ini Ketua TP PKK Novita Hardini ingin memastikan memastikan bahwa tidak ada satu anak pun yang tertinggal hak pendidikannya selama pada pandemi covid-19. Terlebih dengan keterbatasan yang ada tidak semua wali murid tinggal di daerah dengan akses internet memadai dan memiliki perangkat komunikasi daring yang layak.

Advertisement

“Kami bekerja sama agar kami bisa membuat sebuah pelayanan masyarakat khususnya di bidang pendidikan yaitu membuat guru tetap bisa mendatangi rumah-rumah dalam memberikan hak pendidikan kepada anak,” ucap Novita saat dikonfirmasi, Selasa (19/05/2020) sore.

Dikatakan ibu 3 anak ini, sehingga kebutuhan dasar anak untuk mengenyam pendidikan tetap bisa terpenuhi dan mempunyai aktivitas yang dapat menstimulasi tumbuh kembangnya dengan baik. Baik dengan diajari pendidikan emosional, maupun dengan permainan yang menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai bahan-bahan pembelajaran.

“Ini juga bisa menjadi pelajaran juga bagi orang tua dapat mengcopy cara-cara PAUD ini dalam memberi pelajaran di rumah, sehingga ketika ibu guru PAUD tidak datang ke rumah orang tua sudah mempunyai pelajaran dan gambaran seperti apa pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak,” imbuhnya.

Dinamakan kelas Physical Distancing karena, meski ibu guru itu mendatangi rumah kemudian diadakan program belajar mengajar di rumah tapi tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Di kesempatan yang sama Novita Hardini juga ingin memastikan program Gerakan Berjarak bisa dilaksanakan secara optimal di setiap dasawisma. Dari setiap 10 rumah yang ada, Gerakan Berjarak dipastikan bahwa ada ruang-ruang kosong yang gugus tugas tidak bisa lakukan maupun yang belum dilakukan.

Advertisement

“Peran PKK atau peran perempuan sebagai responsif gender sangat besar sekali. Kami memastikan setiap fungsi fungsi keluarga itu tetap terpenuhi, seperti agama, pendidikan kemudian sosial budaya dan lain sebagainya,” tutur Novita.

Gerakan ini juga memastikan setiap rumah terdapat tempat cuci tangan sehingga dapat merubah sudut pandang orang-orang yang terdampak covid seperti yang tengah bingung dan gelisah menjadi tenang dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Kami mengupayakan dengan pengertian fungsi-fungsi keluarga yang tetap terpenuhi ini bisa mengurangi kegelisahan dan tetap menumbuhkan sikap produktif ditengah-tengah musibah pandemi covid-19 ini,” tandasnya.

Disisi lain Novita menuturkan kendala lain bagi para pendidik PAUD dimasa pandemi ini adalah banyaknya wali murid yang tidak membayarkan iuran SPP dikarenakan adanya himbauan belajar di rumah. Ini berakibat besar bagi para pendidik PAUD dikarenakan notabene tidak adanya penghasilan mereka dari iuran SPP wali murid.

Disamping itu Novita meminta Ketua TP PKK Desa untuk menggunakan anggaran dana PKK desa untuk bisa mensuport membantu operasional guru PAUD dalam memberikan kewajiban yang tidak ringan.

Advertisement

Lebih lanjut, perempuan yang juga sebagai Bunda PAUD Trenggalek ini menuturkan PKK telah berkoordinasi dengan OPD terkait dan Bupati Trenggalek untuk memberikan bantuan berupa Kartu Penyangga Ekonomi (KPE) senilai 200 ribu rupiah untuk 500 Guru PAUD sampai Bulan Oktober.

“Saya harap uang Rp 200 ribu ini bisa membantu perekonomian mereka dan tetap menjadi motivasi mereka untuk menjadi pelayan anak-anak PAUD yang terbaik dan memberikan dedikasinya untuk mencetak generasi penerus bangsa yang baik,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Disdikpora Trenggalek, Drs Totok Rudijanto mengatakan pola pembelajaran physical distancing ini akan direplikasi kepada semua lembaga PAUD yang ada di Kabupaten Trenggalek. Khususnya lembaga pembelajaran yang memang tidak terjangkau jaringan internet dan juga wali murid yang tidak memiliki perangkat komunikasi yang memadai.

“Ini masukan dari semua pihak, termasuk dari PKK, dari Ibu Guru PAUD baik TK maupun kelompok bermain mereka memiliki masukan bahwasanya proses belajar mengajar yang tidak bisa dilaksanakan dengan metode daring, memungkinkan bisa dilaksanakan dengan kelas physical distancing seperti ini,” jelas Totok.

Totok menambahkan untuk meringankan beban para Guru PAUD dimasa pandemi seperti ini Pemkab Trenggalek telah memberikan bantuan dana dari BOP untuk insentif kesejahteraan guru PAUD dan sudah diterimakan lewat rekening masing-masing terhitung dari Bulan Januari sampai April. Sedangkan untuk bulan Mei hingga Agustus akan diproses pada Bulan Agustus mendatang.

Advertisement

Sedangkan untuk replikasi berikutnya, Totok mengaku akan menjadikan kelas physical distancing yang sudah ada untuk menjadi acuan program lain selama masa pandemi covid-19.

“Selama masih pandemi covid seperti ini, kita akan selalu memberdayakan para guru untuk bisa melaksanakan proses belajar mengajar kelas physical distancing ini,” pungkasnya. (mil/oso)

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas