Hukum & Kriminal

Dilaporkan Hilang 30 Tahun Lalu, Kolaborasi Polres Trenggalek dan Labuhan Batu Temukan Kakek 72 Tahun

Diterbitkan

-

Dilaporkan Hilang 30 Tahun Lalu, Kolaborasi Polres Trenggalek dan Labuhan Batu Temukan Kakek 72 Tahun
HARU: Suasana saat video call dengan Muhadi, kakek asal Trenggalek yang hilang selama 30 tahun dan dikabarkan meninggal dunia. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Dilaporkan hilang sejak 30 tahun lalu, seorang kakek berusia 72 tahun warga Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, akhirnya ditemukan terdampar di Kota Labuhan Batu, Sumatera Utara. Bahkan, cukup lamanya rentan waktu sang kakek sejak dilaporkan hilang, membuat sang keluarga pun pasrah dan mengira bahwa kakek sudah meninggal dunia.

Beruntung, kisah kakek bernama Muhadi ini, berhasil diketahui jajaran kepolisian Labuhan Batu Sumut. Hingga akhirnya, dilakukan identifikasi dengan berkolaborasi bersama Polres Trenggalek. Alhasil, benang kusut pun terutai dan kini tengah menunggu proses untuk pemulangannya.

Kapolres Trenggalek, AKBP Dwiasi Wiyatputra, pun melakukan koordinasi lanjutan dengan Polres Labuhan Batu, untuk melakukan video call bersama keluarga kakek Muhadi. Terlihat, suasana haru sekaligus gembira, menyelimuti rumah keluarga Muhadi. Maklum, setelah sekian lama, akhirnya keluarga bisa berkomunikasi kembali dengan sang kakek atau ayah dan akan segera bertemu.

“Kita sudah berkoordinasi dengan Polres Labuhan Batu, untuk proses pemulangan Pak Muhadi. Rencananya, hari ini (Selasa, red) yang bersangkutan akan dipulangkan. Nanti, sesampainya di bandara akan kita jemput dan antar sampai ke rumah. Sehingga, bisa berkumpul kembali dengan keluarga, sehat dan selamat,” ucap Kapolres Trenggalek saat dikonfirmasi, Selasa (28/06/2022) tadi.

Baca juga:

Advertisement

Kapolres Dwiasi menerangkan, jika sebelumnya Muhadi merupakan warga asal Trenggalek yang telah 30 tahun terpisah dari keluarganya. “Awalnya, Muhadi berniat pergi ke Malaysia untuk bekerja. Namun di tengah perjalananya, ditipu oleh orang yang tidak bertanggung jawab hingga menetap di Labuhan Batu, hingga hilang kontak dengan keluarga,” terangnya.

Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Muhadi bekerja seadanya atau serabutan. Lantas, cerita Muhadi ini didengar oleh salah satu personel kepolisian setempat dan meneruskan kepada Kapolres Labuhan Batu. Kapolres Labuhan Batu, pun kemudian berkoordinasi dengan Kapolres Trenggalek, untuk membantu dan memfasilitasi kepulangan Muhadi hingga berkumpul dengan keluarganya di Trenggalek.

Sementara itu, anak tertua dari Muhadi, Ali Fattah, tidak kuasa mengungkapkan kegembiraannya. Dirinya mengaku, sudah mencari kemana-mana bahkan hingga ke Jambi. Namun, harus kandas karena kehabisan bekal. Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada Polres Trenggalek, yang bersedia memfasilitasi kepulangan ayahnya.

“Alhamdulillah. Sama halnya saya menemukan emas. Karena sudah dikabarkan meninggal,” kata Ali penuh syukur. (mil/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas