SEKITAR KITA

Bupati Trenggalek Partisipasi di Kemeriahan Festival Budaya Ketupat Durenan

Diterbitkan

-

Bupati Trenggalek Partisipasi di Kemeriahan Festival Budaya Ketupat Durenan
TRADISI: Kirap Tumpeng Ketupat Raksasa di Kecamatan Durenan-Trenggalek. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Sudah menjadi tradisi warga Kabupaten Trenggalek, khususnya di Kecamatan Durenan, yakni pada H+7 Lebaran menggelar tradisi lebaran ketupat atau biasa disebut Kupatan. Tradisi ini, kontan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat ataupun wisatawan yang tengah berada di Trenggalek.

Tahun ini atau tepatnya setelah pandemi Covid-19 mulai mereda, tradisi Kupatan mulai diwarnai dengan berbagai kegiatan. Mulai dari kirab tumpeng ketupat raksasa, pertunjukan dan lain sebagainya.

Nantinya, tumpeng ketupat raksasa yang berisi ratusan ketupat ini, akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang hadir di lokasi. Kirab tumpeng ketupat sendiri, telah menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya. Meski sempat terhenti akibat pandemi, namun tahun ini kirab digelar meriah dalam Festival Budaya Ketupat.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, juga turun dan turut larut dalam kemeriahan pelaksanaan itu. Bahkan, ikut berebut ketupat bersama masyarakat.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana tumpeng ketupat dikirab pagi hari sebelum Kupatan. Namun sekarang, diadakan pada malam hari. Hal itu, salah satunya dimaksudkan untuk mengantisipasi keramaian.

Advertisement

Baca juga :

“Ini masukan dari warga. Jadi, malam ketupatnya kita mencoba berbahagia, mensyukuri, tapi besoknya kembali ke pakem. Bahwa, besok waktunya maaf-maafan, anjangsana, silaturahmi,” kata Bupati Arifin, Jumat (28/4/2023) malam.

Saat lebaran Ketupat, hampir setiap rumah menyediakan aneka olahan ketupat dengan aneka sayur pendamping. Seperti sayur ayam lodho, sayur nangka muda dan sayur labu siam dengan tahu tempe.

Ditambah dengan kerupuk maupun keripik tempe khas Trenggalek, membuat sajian ketupat sayur ini banyak diminati masyarakat luas. “Sambil bersilaturahmi, masyarakat luar Trenggalek pun bisa menikmati sajian ketupat sayur gratis ini. Karena memang warga disini sudah menyiapkan makanan ini untuk dinikmati semua orang. Dan ini yang menjadi daya tarik tersendiri saat Kupatan,” imbuhnya.

Selain sebuah tradisi yang sifatnya turun temurun, tradisi kupatan ini juga merupakan bentuk praktik masyarakat setempat atas ajaran Nabi Muhammad SAW, yang berkaitan dengan sedekah, memperkuat tali silaturahmi dan memuliakan tamu supaya menjadikan hidup lebih berkah. Selain mengaku kagum dengan tradisi kupatan ini, Mas Ipin-sapaan akrabnya, berharap agar tradisi ini dilestarikan hingga anak cucu kelak dapat menikmati dan merasakannya.

“Kita tahu Kupatan ini bukan kegiatan yang yang biasa-biasa saja. Melainkan ada sejarah dan makna didalamnya. Jadi ini adalah tradisi baik yang layak dilestarikan,” papar suami Novita Hardiny ini. (mil/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas