SEKITAR KITA

Belasan Sapi di Trenggalek Mulai Teridentifikasi Suspek PMK

Diterbitkan

-

Belasan Sapi di Kecamatan Trenggalek Mulai Teridentifikasi Suspek PMK
Plt Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Nur Kholiq. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Gejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai ditemukan pada sejumlah hewan ternak, utamanya sapi di Kabupaten Trenggalek. Sedikitnya, ada sekitar 17 hewan sapi yang bergejala atau suspek PMK.

Plt Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Nur Kholiq, menyampaikan bahwa sedikitnya ada 17 sapi yang suspek PMK. Jumlah itu, secara keseluruhan tersebar di beberapa kecamatan. “Saat tim dari Dinas Peternakan melakukan pemantauan di Pasar Hewan Panggul, ditemukan ada enam dari delapan ekor sapi dengan gejala klinis PMK. Dari jumlah ternak yang suspek PMK, ini tersebar di beberapa kecamatan di Trenggalek,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Jumat (03/06/2022) siang.

Dijelaskannya, terdapat empat kategori wabah PMK. Yang pertama daerah terwabah, daerah tertular, daerah perbatasan dan daerah aman.

Saat ini, tambahnya, Kabupaten Trenggalek sudah masuk kategori daerah tertular. Temuan kasus PMK, ini pertama kali diterima hari Senin lalu di Desa Sumberingin dan di Desa Tanggaran, Kecamatan Pule.

Baca juga:

Advertisement

“Kemarin sudah kita tindaklanjuti dengan mengambil sampel untuk dilakukan uji lab di Balai Besar Veteriner Provinsi. Namun, sampai saat ini hasilnya belum keluar,” imbuhnya. 

Disinggung terkait penanganan lebih lanjut, Nur Kholiq mengatakan, jika pihaknya akan melakukan koordinasi ke tingkat desa dengan memberikan surat edaran yang berisi pengetahuan tentang PMK. Seperti apa itu PMK, gejala PMK seperti apa serta bagaimana penanganan PMK yang ditujukan ke camat untuk diteruskan ke masyarakat peternak melalui kepala desa.

Bahkan, mulai hari ini Dinas Peternakan mulai melakukan sosialisasi di seluruh kecamatan yang ada di Trenggalek. “Kita juga melakukan komunikasi di pasar- pasar hewan. Jadi setiap ada pasar hewan dan di situ ada ternak jenis sapi, maka kita datangi untuk dilakukan pemeriksaan. Kalau ada tanda-tanda gejala PMK, maka kita akan berikan antibiotik dan vitamin. Dan ini juga menjadi sasaran kita untuk bersosialisasi soal PMK,” terang Nur Kholiq.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mendatangi pemilik ternak yang bergejala PMK. Meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan gejala ini, tetapi upaya seperti memberikan vitamin dan antibiotik akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan imun juga kekebalan tubuh hewan ternak.

Terkait penawar gejala PMK sendiri, Nur Kholiq menegaskan, nantinya akan ada vaksinasi secara nasional dari pemerintah pusat. Akan tetapi saat ini proses produksinya selesai di awal bulan Agustus. Selanjutnya, vaksin baru akan dibagikan ke seluruh wilayah, utamanya pada daerah yang terdampak wabah PMK.

“Untuk tim vaksinasi, saat ini kita masih menyusun draf satgas. Karena satgas ini melibatkan berbagai instansi yang ada di kabupaten Trenggalek jadi bukan hanya Dinas Peternakan saja. Seperti unsur TNI/Polri, Kejaksaan dan OPD lainnya,” ujarnya. 

Advertisement

Terkait upaya penutupan pasar hewan, pria yang juga menjabat sebagai Camat Bendungan, ini menegaskan jika hal ini masih memerlukan banyak pertimbangan. Mengingat, masih belum banyak hewan ternak yang tertular hingga melihat kondisi ekonomi masyarakat yang sebagian besar memiliki hewan ternak baik kambing ataupun sapi.

“Banyak upaya dan pertimbangan untuk kita jadikan sebagai acuan untuk tindakan lebih lanjut. Mungkin kalau melihat beberapa kabupaten atau kota, itu sudah melakukan penutupan pasar. Tetapi di sini, masih belum ke arah itu,” papar Nur Kholiq. (mil/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas