SEKITAR KITA

Kemenkominfo Gelar Diskusi Literasi Digital bersama Komunitas Kemulan Cinta Masjid di Trenggalek

Diterbitkan

-

Memontum Trenggalek – Untuk menjadi netizen berakhlak mulia, pengguna digital harus mampu mengeliminasi pelanggaran etika digital di media sosial. Selain itu, netizen juga membutuhkan literasi digital terkait tata krama penggunaan internet (netiket).

Untuk mengeliminasi pelanggaran etika, sekaligus memperkenalkan tata krama penggunaan internet, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Komunitas Kemulan Cinta Masjid, akan menggelar diskusi literasi digital di Desa Kemulan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Minggu (02/07/2023) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

Diskusi luring (offline) bertajuk ‘Menjadi Netizen Berakhlak Mulia’ itu, akan menghadirkan tiga nara sumber. Yakni, Wakil Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Tulungagung, Mochamad Ismanu Roziqi, Pelatih Pusdikatcab Tulungagung, Mohamad Subaweh, Direktur LKP Mitra Ilmu, Khotibul Umam dan Ari Utami selaku moderator.

“Diskusi literasi digital masuk desa ini digelar gratis. Bisa diikuti dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/DaftarTrenggalek0207. Peserta akan mendapat e-sertifikat, juga hadiah e-money senilai Rp 1 juta untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya, Sabtu (01/07/2023) tadi.

Baca juga:

Advertisement

Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, bahwa menjadi netizen berakhlak mulia berarti melakukan kebaikan kepada orang lain, menghindari sesuatu yang menyakiti orang lain dan menahan diri tatkala disakiti. “Selain itu, juga dapat dilakukan dengan cara menghormati orang lain, tidak membawa-bawa isu SARA, menghormati hak cipta, menghargai privasi, bijak dan santun bertutur kata, dan menjadi insan yang pemaaf,” imbuh Kemenkominfo.

Dalam diskusi yang digelar chip in pada acara Pengajian Ahad Pagi dan Bazar UMKM Kemulan Creative Festival 2023 itu, Kemenkominfo juga berpesan agar pengguna digital mampu menghindari pelanggaran etika di media sosial. “Misalnya mengeluh, mengumpat, menyebar hoaks, ghibah, adu domba, nyinyir, dan bullying,” sebutnya.

Kemenkominfo berharap, ruang digital hendaknya diisi dengan aktivitas dan kreativitas positif yang mampu menginspirasi, partisipasi dan kolaborasi sesama pengguna digital. ”Hindari penggunaan internet negatif seperti ujaran kebencian (hate speech), pornografi, dan perjudian,” tegasnya.

Selain diskusi, acara tahunan warga Desa Kemulan itu juga diisi dengan bazar murah UMKM, kajian ahad pagi, festival anak sholeh: Musabaqoh Tilawatil Quran antar-siswa se-Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung. ”Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan keimanan masyarakat sekaligus kemajuan ekonomi desa,” papar Kemenkominfo.

Diskusi literasi digital pada lingkup komunitas, untuk diketahui, merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Advertisement

Tahun ini, program IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Program #literasidigitalkominfo tahun ini dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id. (hms/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas