Kabar Desa

Melihat Sedekah Tahunan Nyadran Dam Bagong, Kerbau Diarak Singgah ke Pendopo Trenggalek

Diterbitkan

-

KIRAB: Bupati Trenggalek saat menyambut Kirab Kerbau yang akan disedekahkan dalam Upacara Adat Bersih Dam Bagong. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Ada yang berbeda dari rangkaian acara Bersih Dam Bagong yang ada di Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek. Di tahun ini, sedekah tahunan yang biasa disebut Nyadran Dam Bagong dilakukan dengan merekonstruksi ulang sejarah dengan nilai dan pendekatan yang baru.

Dalam sejarah yang ada, Ki Ageng Minak Sopal meminjam Gajah Putih milik Mbok Roro Krandon, untuk dijadikan persembahan pembangunan Dam Bagong. Sebelum disembelih dan dipersembahkan, kepala Kerbau harus dikirab terlebih dahulu.

Kirab Kerbau yang diperuntukkan Nyadran Dam Bagong ini menjadi salah satu bagian sakral dari adat budaya yang dilestarikan oleh masyarakat di Kelurahan Ngantru dan baru tahun ini dilakukan. “Ini memang terbilang baru, karena sebelum-sebelumnya tidak ada. Tahun ini kita mencoba melakukan rekonstruksi kembali sejarah kenapa Nyadran Dam Bagong. Kalau dahulunya, akadnya Menak Sopal meminjam Gajah Putih milik Mbok Roro Krandon itu akan dikembalikan. Namun, akhirnya disembelih sebagai syarat membangun Dam Bagong,” terang Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, saat dikonfirmasi, Kamis (15/06/2023) sore.

Akan tetapi, tambah Bupati Arifin, pihaknya ingin merekonstruksi sejarah tersebut. Menurutnya, masyarakat Krandon sudah ikhlas Gajah itu disembelih karena manfaatnya dirasakan oleh masyarakat luas. Dari sini, kedua desa ini coba dirangkaikan karena menjadi asal usul dari upacara adat Dam Bagong. Keduanya coba di kolaborasikan, sehingga Kerbau untuk Nyadran disinggahkan semalam di Desa Kerjo. Juga, ada beberapa rangkaian kegiatan dilakukan disana.

“Dari Kerjo kemudian Kerbau atau Mahesa, ini di kirab menuju Pendopo Trenggalek. Lalu di kirab kembali ke Tlatah Mbagongan (Dam Bagong),” imbuhnya.

Advertisement

Kegiatan ini, ada Bregodo yang mana Mahesa diserahkan kepada Bupati Trenggalek. Kemudian, bupati menyerahkan kembali Kerbau ini untuk dibawa ke Dam Bagong dan berikut dengan peralatan sembelihnya.

“Jadi kegiatan hari ini sebenarnya kegiatan rutin tahunan. Yaitu, Nyadran Dam Bagong ditandai dengan sedekah daging Kerbau kepada masyarakat di Desa Ngantru,” tutur Mas Ipin-sapaan akrabnya.

Baca juga :

Maka dari itu, sambungnya, ini memang sudah diniatkan untuk sedekahan. Kerbau yang diarak dimulai dari Desa Kerjo, Kecamatan Karangan sampai ke Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek. Selanjutnya, dari pendopo akan diarak kembali ke Ngantru untuk dilakukan penyembelihan.

“Besok (Jumat, red) akan dilakukan adat Nyadran Dam Bagong dengan melempar kepala kerbau beserta kakinya,” jelasnya.

Untuk rangkaian Nyadran Dam Bagong sendiri, jelas Bupati Trenggalek, sudah dimulai pada hari Rabu malam dan hari sakralnya Nyadran Dam Bagong sendiri yang dilaksanakan pada Jumat besok. Menurutnya, ini akan menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan rutin setiap tahun.

Advertisement

Nyadran Dam Bagong sendiri, sebenarnya merupakan perwujudan rasa syukur dari warga lingkungan sekitar dan petani yang dialiri oleh aliran sungai Dam Bagong. Mereka bersyukur karena sebelumnya Trenggalek merupakan rawa rawa tandus yang kering ketika musim kemarau dan banjir ketika musim penghujan.

Berawal dari tokoh yang bernama Menak Sopal, keadaan ini dirubah. Dengan membangun sebuah Dam atau bendungan kecil di area Bagongan, tanah yang dahulunya tandus ketika kemarau dan banjir ketika hujan menjadi areal persawahan yang subur.

Sedangkan cerita-cerita lain di balik pembangunan Dam ini, menyembelih Gajah Putih yang pada waktu itu milik Mbok Roro Krandon, menjadi cikal bakal upacara adat Nyadran sekarang. Cuma, hewan yang disembelih dari Gajah digantikan dengan seekor kerbau.

“Besok kepala kerbau dan kaki kerbau akan dilarung dengan cara dilemparkan ke dalam Dam Bagong. Yang kemudian diperebutkan oleh masyarakat sekitar. Menurut kepercayaan, barang siapa mendapatkan kepala kerbau tersebut akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya,” papar Bupati Arifin. (mil/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas