Pemerintahan

Bupati Trenggalek Salurkan Paket Sembako Terdampak Physical Distancing

Diterbitkan

-

Memontum Trenggalek – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyerahkan 55 Paket Sembako kepada 55 KK yang terdampak Zona Physical Distancing di sekitar kediaman Pasien 02. Langkah ini diambil orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kabupaten Trenggalek guna menyikapi masalah pandemi Corona atau Covid-19 khususnya di Trenggalek.

Setelah resmi ada tambahan 1 pasien lagi terkonfirmasi positif corona, Bupati Trenggalek bersama gugus tugas segera mengambil langkah antisipasi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19 ini.

Bupati Trenggalek salurkan bantuan paket sembako kepada warga. (ist)

Bupati Trenggalek salurkan bantuan paket sembako kepada warga. (ist)

Bupati juga memastikan lokasi zona physical distancing dan bagikan 55 paket sembako kepada 55 KK yang terdampak zona pembatasan ini nantinya.

“Jadi kita pastikan ke Balai Desa Ngadisoko untuk lokasi yang dilakukan physical distancing dan bagaimana kondisi warga apakah mereka shock atau seperti apa,” kata Arifin saat dikonfirmasi, Selasa (28/04/2020) siang.

Dikatakan Arifin, pada dasarnya semua warga mendukung dan KK yang terdampak, oleh Dinas Sosial diberikan bantuan sembako.

“Khusus yang OTG tidak mendapatkan sembako, tetapi kepala desa sudah menunjuk penghubung, untuk kemudian bisa membantu membeli kebutuhan pokok yang lain diluar bantuan pemerintah untuk belanja dan yang lainnya guna memenuhi kebutuhan OTG ini,” jelasnya.

Advertisement

Masih terang M Nur Arifin, di Puskesmas yang didatangi kali ini, para dokter juga sudah memberi vitamin dan juga thermometer agar OTG ini imunnya bertambah dan juga untuk mengukur suhu agar bila suhu tubuhnya diatas normal bisa terus terpantau.

“Hari ini juga pasien 02 akan kita jemput dari Rusunawa dan langsung di bawa ke rumah sakit Dr Soedomo dan akan dilakukan swab test unguk kedua kalinya,” kata M Nur Arifin.

Bupati Trenggalek menambahkan, penerapan zona physical distancing ini berlaku sampai dengan pasien 02 dinyatakan sembuh atau negatif. Sebenarnya untuk keluarga sudah melakukan isolasi mandiri lebih dari 10 hari, karena menunggu hasil swab tanggal 12 April dan baru keluar tanggal 26 April.

“Jadi kalau hari ini di swab mungkin tinggal 10 harian lagi, hasilnya bisa muncul. Kalau dinyatakan negatif , ya sudah selesai physical distancingnya,” tegas M Nur Arifin.

Sementara itu, Kepala Desa Ngadisoko, Mutriman menambahakan, sejak tanggal 15 April kemarin pihaknya bersama dengan perangkat daerah baik dari kecamatan maupun puskesmas mencoba mengambil langkah antisipasi terkait dengan penyebaran Covid 19 dengan munculnya kasus pasien 02.

Advertisement

“Kami sudah menyampaikan sosialisasi kepada pihak keluarga maupun lingkungan. Kita juga berkoordinasi dengan berbagai tokoh masyarakat dan mengambil langkah menetapkan zona physical distancing disekitar rumah pasien pasien 02 untuk menghindari penyebaran,” kata Mutriman.

Ditambahkannya, zona ini akan batasi 5 rumah samping kanan kiri dan depan belakang atau ada sekitar 55 KK.

Sedangkan Kepala Puskesmas Durenan, dr. Murti menambahkan jika pihaknya sudah melakukan pelacakan terhadap OTG. “Kita sudah melakukan pelacakan kontak erat dan itu hanya melibatkan 3 anggota keluarga, istri, anak angkat dan sopir yang mengantarkan pasien 02 berobat ke rumah sakit,” ungkap Murti.

Untuk ketiga kontak erat ini sudah terkondisikan, semenjak mendapatkan info untuk rapid testnya pasien 02 positif. Bagi yang berkontak erat diminta untuk melakukan isolasi mandiri, terutama 5 orang kontak erat itu.

Physical distancingnya sudah berjalan dengan baik, sedangkan untuk kebutuhan logistik dan yang lainnya dari kontak erat ini, nanti desa yang akan membantu. (mil/oso)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas