Pemerintahan

Internasional Durio Festival 2024, Bupati Trenggalek Ikuti Ritual Metri Durian

Diterbitkan

-

FESTIVAL: Bupati Arifin saat mengikuti ritual Metri Durian di Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, mengikuti ritual Metri Durian dalam rangkaian kegiatan Internasional Durio Festival tahun 2024. Metri atau sedekah selamatan durian sendiri, dilakukan dalam rangka mengembalikan kembali adat istiadat yang dilakukan para pendahulu. Bersedekah hasil bumi, dalam hal ini buah durian.

Di balik sedekah itu, ada pesan yang dititipkan oleh pemimpin muda Kabupaten Trenggalek ini. Diantaranya ketika menjaga alam dan lingkungan, maka alam dan lingkungan akan memberikan kembali keberkahan, hasil panen yang melimpah.

“Terima kasih sekali bisa terselenggara. Harusnya Ramadan kemarin. Tapi karena panen raya bertepatan Ramadan, akhirnya agak mundur,” kata Bupati Arifin, Senin (22/04/2024) tadi.

Menurutnya, konsep kegiatan ini sebenarnya lebih kepada mengembalikan kebiasaan adat berupa bersedekah akan produk-produk atau hasil panen durian. Termasuk, dengan upacara metri memulai sesuatu dengan menanamnya kembali.

“Alhamdulillah, semua rangkaian kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar. Dan support dari pemerintah provinsi, kemudian dari PT Astra dan kemudian beberapa sponsor, masyarakat, LMDH dan petani-petani yang bersedekah durian. Saya ucapkan terima kasih,” tambahnya.

Advertisement

Baca juga :

Dijelaskannya, bahwa konsep sebenarnya lebih kepada mengembalikan lagi adat istiadat, bersedekah akan produk-produk atau hasil panen berupa durian. Termasuk dengan Upacara Metri memulai sesuatu menanamnya kembali. “Pesannya, ketika kita menjaga alam, lingkungan, maka alam dan lingkungan akan memberikan kembali berupa buah atau semuanya yang kita tanam,” ujarnya.

Dikatakan suami Novita Hardiny ini, panen raya durian tahun ini cukup melimpah. Namun, karena momentnya bertepatan Ramadan, maka orang-orang yang berwisata sedikit berkurang. Alasan kedua, buah berkulit tajam dan beraroma khas ini tidak cocok dinikmati saat berbuka atau sahur.

“Maka ke depannya, kita atur semoga panennya nanti bisa lebih terjadwal. Karena sekarang masyarakat tanamnya juga mulai berjenjang. Tahun dan bulannya tidak sama, sehingga harapannya panen tidak sama,” tutur Mas Ipin-sapaan akrabnya.

Bahkan saat ini, lanjutnya, sudah banyak permintaan untuk membuat pasta durian sendiri. “Semoga yang kualitas bagus, bisa kita kirim ke luar kota dan lain sebagainya. Sedangkan di sini, yang kualitasnya kurang bisa kita bikin untuk flavour,” tambahnya.

Advertisement

Diketahui, bahwa Kabupaten Trenggalek sendiri merupakan salah satu kabupaten penghasil buah durian. Apalagi di Trenggalek, terdapat hutan durian luas lahan mencapai 650 hektar yang ada di Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo. (mil/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas