Pemerintahan

Patiyah, Nenek Sebatang Kara Pule Trenggalek Berteman Sebiji Lampu di Tengah Perkebunan

Diterbitkan

-

Patiyah, Nenek Sebatang Kara Pule Trenggalek Berteman Sebiji Lampu di Tengah Perkebunan

Memontum Trenggalek – Kepala Dinas Sosial Kabupaten Trenggalek turut menanggapi kasus seorang nenek yang hidup sebatangkara di area perkebunan di Desa Puyung Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek.

Diketahui, kisah seorang nenek bernama Patiyah (80) yang hidup sebatang kara dan hanya ditemani satu lampu pijar pemberian tetangga menggugah banyak pihak. Tak terkecuali Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

Bupati Arifin saat menyambangi rumah nenek Patiyah di Desa Puyung Kecamatan Pule. (ist)

Bupati Arifin saat menyambangi rumah nenek Patiyah di Desa Puyung Kecamatan Pule. (ist)

Dalam statusnya disebutkan jika rumah nenek Patiyah reot dan banyak tikus. Bahkan nenek ini hidup dari belas kasihan tetangga dan masyarakat yang peduli.

Pemilik akun ini juga meminta sesama pengguna instagram untuk memviralkan dan menandai beberapa pejabat penting seperti Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Wagub Jatim, Emil Dardak dan sejumlah instansi lain, namun tidak menandai satupun unsur di pemerintah kabupaten Trenggalek, seolah tidak ada kepedulian dari pemerintah Trenggalek akan kondisi warganya ini.

Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Trenggalek, Ratna Sulistyowati turut angkat bicara terhadap status tersebut. Ia menyebutkan jika nenek Patiyah sudah mendapatkan program bantuan dari pemerintah.

“Beliau ini sebenarnya nama aslinya Mbah Painah dan saat ini beliau ini terdaftar sebagai penerima program PKH dan BPNT. Setiap bulan beliau mendapatkan bantuan ini,” ucap Ratna saat dikonfirmasi, Kamis (30/04/2020) pagi.

Advertisement

Dikatakan Ratna, anaknya sudah pisah rumah, karena sudah berkeluarga dan ada di Desa Kembangan, makanya dibantu oleh tetangganya. Untuk kebutuhan sehari hari dari nenek ini yang mencukupi adalah tetangganya ini.

“Kemudian dari desa sendiri juga pernah diberikan bantuan kambing, karena mungkin disana ditengah hutan sehingga mencari makan untuk ternak kambing ini dirasa lebih mudah,” imbuhnya.

Selain itu juga beberapa kali bantuan bantuan diluar PKH dan BPNT, bantuan lain seperti dari komunitas juga selalu datang.

“Sedangkan Pak Bupati mencanangkan Program GERTAK itu ada beberapa program yang tujuannya untuk mengentaskan kemiskinan seperti ini. Didalamnya ada program sedekah informasi, sedekah partisipasi dan sedekah rejeki,” tambah Ratna.

Sedekah rejeki sudah dilakukan, banyak komunitas yang memeberikan bantuan kepada nenek ini selain program dari pemerintah. Sedangkan untuk partisipasi, tetangganyalah yang membantu memenuhi keperluan nenek ini setiap harinya.

Advertisement

“Sedekah informasi sangatlah penting, saya kira saat ini sudah berjalan 4 tahun dan pak bupati sudah mensosialisasikan bila ada posko GERTAK, dan ini sudah banyak dipublikasikan karena hampir semua media sosial banyak memuat ini,” katanya.

Masih terang Kadinsos, jadi tidak perlu ke media sosial seolah olah menimbulkan presepsi pemerintah tidak melakukan apa apa selama ini. Padahal pemerintah sudah membuat program untuk masyarakat dan bantuan sudah disampaikan kepada yang bersangkutan.

“Permasalahannya saat ini adalah administrasi kependudukannya. Apakah memang tidak punya atau sudah pernah ada dan ternyata hilang. Karena sangat dimungkinkan di usia senja beliau lupa menaruh dan hilang,” pungkas Ratna.

Ditegaskan oleh Kadinsos ini bila masyarakat mau aktif membantu pemerintah untuk sedekah informasi akan ada solusi untuk kasus seperti ini. (mil/oso)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas