SEKITAR KITA

Jadi Nara Sumber Belajar Bareng, Ketua TP PKK Trenggalek Angkat Peran Perempuan dalam Gender

Diterbitkan

-

KEYNOTE: Ketua TP PKK, Novita Hardiny saat menjadi nara sumber dalam acara Belajar Bareng di ponpes Bumi Hidayat At Taqwa Kedunglurah Pogalan. (ist)

Memontum Trenggalek – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardiny, menyebut bahwa gender antara perempuan dan laki-laki adalah setara namun tidak sama. Hal ini disampaikan Novita Hardini, saat menjadi nara sumber dalam acara ‘Belajar Bareng’ yang digelar pengurus PAC Fatayat NU di Ponpes Bumi Hidayah At Taqwa Kedunglurah Pogalan-Trenggalek.

Ibu tiga anak yang dikenal tidak pelit dengan ilmu kepada sesama tersebut, dalam kesempatan itu mengaku senang bila perempuan di daerahnya bisa meningkatkan kapasitasnya dalam keluarga. Karena tujuan besarnya itulah, tokoh perempuan ini menginisiasi sebuah yayasan yang bergerak di bidang perempuan dan UMKM yang bernama UPRINTIS Indonesia yang merupakan kesamaan nama dari UMKM Perempuan Perintis Indonesia.

Perempuan inspiratif ini juga mengatakan, ketika berbicara tentang pengaruh utama gender dalam pembangunan sebuah daerah, maka hal tersebut ditujukan untuk membangun kesadaran bahwa gender perempuan dan laki-laki itu setara. “Setara itu bukan sama, kalau kita membahas isu pemberdayaan bukan berarti pemberdayaannya adalah pemberdayaan yang kebablasan,” ungkap Novita, Selasa (20/06/2023) siang.

Yayasan ini, diikhtiarkan Novita Hardini untuk membantu para perempuan untuk mampu mandiri. Sehingga, bisa memperbaiki perekonomian keluarga serta membawa keluarganya lebih bahagia dan sejahtera.

Dalam perjalananya, ujar Novita, perempuan dihadapkan pada peran ganda. Sesukses apapun dalam karier dalam urusan domestik (keluarga), perempuan mempunyai tanggung jawab mengurusi keluarga. Mengasuh anak, dan urusan rumah tangga lainnya.

Advertisement

Baca juga :

“Bukan karena kita merasa kita sudah berdaya dan yakin akan berdaya kita tidak butuh lagi pasangan kita,” imbuhnya.

Hal ini, ujarnya, dikarenakan dalam isu pengarusutamaan gender diperuntukkan mengangkat perjuangan kesetaraan bukan kesamaan. Karena laki-laki dan perempuan, itu setara tapi tidak akan pernah bisa sama.

“Tanggung jawabnya, perannya, semua berbeda. Maka, di dalam isu pemberdayaan perempuan selalu membahas tentang kesetaraan peran bukan siapa yang lebih menang dan kalah, bukan siapa yang lebih kuat dan lemah,” kata Novita.

Pengalaman berjualan sejak Kelas II sekolah dasar (SD) di Surabaya, menjadikan perempuan ini semakin tangguh menghadapi tantangan hidup yang dihadapi. Pengalaman ini juga yang mengantarkan penggiat perempuan dan UMKM, ini bisa meraih kesuksesan di masa sekarang. Membiayai hidupnya sendiri hingga mampu membiayai kuliahnya secara mandiri.

Advertisement

Pahit getir perjalanan hidup selama 32 tahun, inilah yang ingin dibagi oleh Novita kepada seluruh anggota Fatayat NU PAC Pogalan guna memotivasi mereka untuk bisa lebih berdaya menapaki hidup yang dijalani. Karena dirinya yakin, dengan berdaya perempuan bisa menjadi pelopor peradaban dunia.

“Jadi, perempuan itu bukan hanya kita bersuara meminta hak. Tolong berikan kita program, berikan kesempatan kita berbicara. Kesetaraan gender kita masih berbicara pada pemenuhan hak, karena perempuan masih belum sadar bahwa dirinya bukanlah objek melainkan subjek bila melihat perannya dalam pengasuhan di keluarga,” paparnya. (mil/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas