KREATIF MASYARAKAT
Wahid Pebisnis Kerajinan Kulit Satu-satunya di Trenggalek
Memontum Trenggalek – Berbekal keterampilan dan pengalaman yang dimiliki, seorang laki-laki asal Desa Bendorejo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek sukses menjadi pengrajin sepatu berbahan kulit. Ya, dia adalah Wahid Bachrudin. Memanfaatkan teknologi, Ia memasarkan produknya hingga Jakarta dan Surabaya.
Diakui Wahid, mengrajin sepatu serta aksesoris berbahan kulit ini sudah ditekuni sejak bangku kuliah. Bahkan, kerajinan yang dihasilkan ini menjadi satu-satunya yang ada di Kota Keripik Tempe.
Membuat produk dari bahan dasar kulit, Wahid juga mengaku, saat ini kerajinan yang dihasilkan mulai diminati banyak kalangan.
“Awalnya saya punya cita-cita ingin membuat produk lokal yang khas Trenggalek dari bahan dasar kulit yang nantinya bisa banyak digemari oleh masyarakat dari kalangan bawah hingga atas,” ungkap Wahid saat ditemui di rumahnya, Selasa (13/10/2020) siang.
Ditemui di ruang kerjanya, terlihat jari jemari Wahid begitu lihai membuat sebuah karya seperti, sepatu kulit, dompet, ikat pinggang hingga souvernir cantik. Ia menegaskan, dulu pernah bekerja di beberapa perusahaan.
“Saya pernah bekerja dan mendapatkan pengalaman di beberapa perusahaan. Mulai pabrik kulit, pabrik sepatu, dan pabrik tas. Hingga pada tahun 2017 saya kembali ke Trenggalek dan mencoba untuk membuat sepatu kulit disini,” katanya.
Dari awal belajar membuat sepatu kulit, saat ini Wahid sudah mendapatkan pesanan berbagai souvernir yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Dari penghasilan itu, Wahid bisa mendapat keuntungan hingga belasan juta setiap bulannya.
“Kalau sekarang yang paling banyak di minati pesanan aksesoris seperti, dompet dan tempat id card, yang pesan sepatu hanya seperempatnya,” jelas Wahid.
Sejauh ini, pesanan yang datang ke Wahid masih didominasi dari luar kota. Utamanya Jakarta dan Surabaya.
Untuk harga yang ditawarkan, Wahid menyebut masing-masing bervariasi tergantung dari kualitas dan tingkat kerumitan produk itu.
“Kalau harga mulai Rp 350ribu hingga Rp 1.5 juta tergantung kerumitan model dan bahan. Harga ini masih bisa dijangkau para pelanggan mengingat kualitas dan produk yang dihasilkan sangat memuaskan,” tegasnya.
Sedangkan untuk pasar penjualan, Wahid mengaku masih menggunakan media online. Jika ingin memesan produk yang dihasilkan ini, pembeli bisa memesan melalui media sosial yang ada.
“Alhamdulillah bisnis produk berbahan kulit masih mempunyai peluang besar. Terbukti produk ini memiliki penggemar yang antusias,” ungkap Wahid.
Selama 3 tahun berkecimplung membuat aksesoris dari bahan dasar kulit dirumahnya, sampai saat ini ia memiliki 3 karyawan yang membantu membuat pesanan.
Wahid optimis bisnis ini bisa menjanjikan, mengingat sejauh ini Kabupaten Trenggalek tak memiliki sentra kerajinan berbahan kulit. Mulai dari bisnis ini, Wahid juga tak segan mengajak orang-orang sekitar untuk belajar membuat sepatu berbahan kulit.
“Saya juga sempat mengajari banyak orang untuk belajar membuat kerajinan berbahan kulit. Dulu ada banyak yang minat, namun yang bertahan hingga kini hanya tiga orang saja,” tutupnya. (mil/syn)
- Pemerintahan4 tahun
Pemohon Wajib Cantumkan Email dan Nomor Whatsapp
- Pemerintahan4 tahun
Nyadran Dam Bagong, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Trenggalek
- Hukum & Kriminal5 tahun
Cewek Penipu Modus Jualan Masker Via Online, Ditangkap Polres Trenggalek
- Hukum & Kriminal5 tahun
Kena PHP, Pemuda Trenggalek Ancam Sebar Screenshoot Foto Vulgar Video Call
- Pemerintahan5 tahun
Bupati Trenggalek : Bantuan Sosial Tunai akan Diberikan ke Masyarakat atau 100 Ribuan KK
- Hukum & Kriminal5 tahun
Dendam Lama, Bacok Tetangga Sendiri di Hutan Kampak Trenggalek
- Pemerintahan4 tahun
2 Pasien Sembuh, Trenggalek Tambah 2 Pasien Positif Covid-19
- Pemerintahan4 tahun
1 Sembuh, Trenggalek Tambah 4 Pasien Positif Covid-19