Politik

Keluhkan Banjir Akibat PSN Bendungan Bagong, Warga Ngares Datangi Kantor DPRD Trenggalek

Diterbitkan

-

AUDIENSI: Pelaksanaan audiensi DPRD Trenggalek bersama warga terdampak banjir Sungai Temon. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Sampaikan aspirasi terkait bencana banjir, puluhan warga masyarakat Desa Ngares, mendatangi Kantor DPRD Trenggalek. Diketahui, jika banjir yang terjadi tersebut akibat pendangkalan Sungai Temon, yang dipenuhi material tanah dan batu, karena adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan Bendungan Bagong.

Keresahan warga Desa Ngares, ini dirasakan sejak pembangunan Bendungan Bagong dimulai yakni tahun 2022. Warga sendiri, menyampaikan jika material baik tanah dan batu dari hulu pembangunan Bendungan Bagong, terbawa aliran sungai hingga menyebabkan pengendapan. Sementara imbas dari pendangkalan sungai ini, menyebabkan air yang seharusnya mengalir ke sungai justru keluar dan merendam rumah-rumah warga saat curah hujan tinggi.

“Jadi, hari ini kita menerima audiensi dari masyarakat peduli lingkungan, yang mana beberapa hari lalu warga Desa Ngares terdampak bencana banjir. Setelah ditelusuri, ternyata banjir itu terjadi pendangkalan sungai akibat tumpukan material dari proyek pembangunan Bendungan Bagong,” kata Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, seusai menerima audiensi warga Desa Ngares, Senin (25/11/2024) tadi.

Dijelaskan Doding, kondisi paling parah terjadi di Sungai Temon. Di mana, sungai di sana itu sebelumnya sedalam 5 meter. Namun sekarang, sungai itu rata karena tertumpuk ratusan ribu kubik material tanah dan batu dari Bendungan Bagong.

Baca juga :

Advertisement

Dalam hearing kali ini, tambahnya, selain masyarakat terdampak juga hadir Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Bagong, kontraktor juga dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan anggota DPRD Dapil 1. Adapun beberapa rekomendasi dari hasil audiensi ini, diantaranya untuk jangka pendek adalah membuat tanggul untuk mengantisipasi jika debit air Sungai Temon meluap agar tidak membanjiri permukiman warga.

“Rekomendasi yang pertama adalah menyelesaikan disposal di hulu sungai agar material tanah dan batu tidak terbawa air dan mengendap di sungai yang ada di bawahnya. Kedua, menyelesaikan struktur Sungai Temon agar dikembalikan seperti semula. Mengingat, di sekitar lokasi tersebut ada sedikitnya 11 KK yang mana sewaktu-waktu terdampak banjir saat hujan turun. Caranya dengan membuat tanggul dan sungai itu akan dikembalikan kedalamannya,” jelasnya.

Ketiga, sambungnya, dampak sosial yang akan diberikan oleh pemerintah daerah berupa bantuan kepada warga terdampak. Dan yang keempat, kajian penanganan jangka panjang. Pihaknya akan bersurat pelaksana proyek agar membuat kajian jangka panjang. “Mengingat yang membuat kajian itu konsultan, mudah-mudahan segera diselesaikan. Jadi kita punya gambaran jangka panjangnya nanti akan seperti apa,” ujar Doding.

Dengan adanya audiensi ini, warga berharap solusi nyata segera diwujudkan untuk mengembalikan fungsi sungai. Termasuk, memastikan keselamatan masyarakat dari bencana banjir. (mil/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas