Pemerintahan

Pimpin Upacara Pengibaran Bendera, Bupati Trenggalek Sampaikan Merdeka Bukan Sebuah Tujuan Akhir Cita-cita

Diterbitkan

-

PERINGATAN: Bupati Arifin saat menyerahkan Sang Merah Putih untuk dikibarkan dalam peringatan HUT RI di Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Pimpin upacara pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka HUT Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menegaskan bahwa kemerdekaan bukan sebuah tujuan akhir dari cita-cita bangsa.

“Syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan nikmat berupa kemerdekaan. Tetapi, kemerdekaan yang telah kita proklamirkan tersebut tentu bukanlah akhir dari cita-cita,” kata Bupati Arifin, dalam upacara peringatan, Kamis (17/08/2023) siang. 

Seperti yang disampaikan oleh Jendral Sudirman, paparnya, ketika bergerilya mempertahankan kemerdekaan. “Beliau ingin Indonesia Merdeka yang 100 persen. Merdeka yang sejati-jatinya merdeka. Sesuai dengan cita-cita ingin menuju kepada melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesa,” imbuhnya.

Menyampaikan kembali pidato kenegaraan Bung Karno 60 tahun yang lalu, tentang Genta Suara Revolusi Indonesia, Bupati Trenggalek berharap sesuai tema HUT RI tahun 2024, ‘Terus Melaju Untuk Indonesia Maju’ bisa benar benar terwujud. “Menurut Bung Karno, revolusi itu harus hidup. Haruslah sebagai sebuah revolusi yang dinamis, revolusi yang sadar akan makna mengemban amanat,” imbuhnya.

Baca juga:

Advertisement

Revolusi yang disampaikan Bung Karno, ujarnya, dimaksudkan sebagai satu kesadaran sosial yang menggebu-gebu yang berapi-api laksana nyalanya api unggun karena tantangan ke depan berkaitan erat dengan kondisi kemakmuran. “Presiden Joko Widodo ingin memastikan kemiskinan ekstrem 0 persen. Ingin memastikan stanting turun di bawah 19 persen, ingin memastikan pemberdayaan manusia terus meningkat, ingin memastikan pendapatan perkapita terus meningkat,” jelas Bupati Trenggalek.

Maka dari itu, sambungnya, tahun depan bukanlah waktu yang panjang. Tahun depan sangatlah pendek. Oleh karenanya, tidak cukup waktu untuk melakukan evolusi.

“Kita butuh satu revolusi sehingga tercipta satu sumber daya manusia yang kreatif yang mampu menjawab dan membangun masa depan yang lebih baik,” tuturnya.

Mari satukan jiwa, kita dongakkan kepala dalam arti peras otak sejadi-jadinya untuk mencari solusi. Kita busungkan dada kita tidak untuk sombong tetapi membesarkan kesabaran membesarkan istiqomah dalam berjuang memberikan pelayanan pengabdian kepada masyarakat.

“Mari kita bulatkan langkah kita untuk berlari menuju kemajuan Indonesia, dalam mengejar cita-cita ini. Kalaupun ada yang mencibir, kalaupun ada yang menertawakan, salah satu pepatah bijak mengatakan kalau tidak ada satupun orang yang menertawakan tujuanmu, maka bisa jadi tujuanmu memang terlalu kecil,” kata Mas Ipin-sapaan akrabnya.

Advertisement

Suami Novita Hardiny ini juga menyampaikan alasannya untuk sampaikan kembali pidato kenegaraan Bung Karno 60 tahun lalu. Alasan pertamanya, karena dianggap cocok bila melihat tema peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan tahun ini.

“Makanya, tadi saya mem-flashback 60 tahun yang lalu. Dimana Presiden Sukarno menyampaikan Genta Suara Revolusi Indonesia yang biasa dikenal dengan Gensuri. Salah satunya menginginkan revolusi yang dinamis. Revolusi yang dinamis, revolusi yang menghayati, mengemban amanat penderitaan rakyat yakni Terus Melaju untuk Indonesia Maju,” ujarnya.

Saat ini, ujarnya, Pemerintah Daerah memiliki PR, seperti kemiskinan ekstrem. Itu adalah bagian dari penderitaan rakyat yang harus diselesaikan. Kemudian, terkait stunting untuk mewujudkan sumber daya manusia yang baik.

Untuk indeks pembangunan manusia, Pemkab Trenggalek baru selesai memiliki rumah sakit. Dirinya memohon doa agar kedepannya bisa memiliki kampus science tekhnopark yang representatif yang itu bisa menjadi kawah candradimuka bagi sumber daya manusia yang berada dari Trenggalek.

“Ini sebagai simbol kita tegak lurus dengan cita-cita Pak Presiden yang juga sudah diundangkan. Ada ibukota baru yang namanya Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di Kalimantan. Jadi karena ini saya memilih pakaian yang berasal dari Kalimantan. Dan pakaian ini spesial karena saya tidak menyewa di tempat penyewaan,” papar Bupati Arifin. (mil/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas