Blitar

Pencarian Delapan Nelayan Hilang Dihentikan, Bupati Arifin Minta Pencarian secara Society Community

Diterbitkan

-

TINJAU: Bupati Arifin (baju putih, red) saat meninjau posko pencarian ABK KM Mandala yang hilang diperairan Pantai Gayasan Blitar. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Tim SAR gabungan akhirnya resmi menghentikan pencarian delapan anak buah kapal (ABK) Perahu Slerek Mandala asal Trenggalek, yang mengalami Laka laut di Pantai Gayasan, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar. Seperti diketahui, sebelum pencairan resmi ini dihentikan, sebelumnya selama 7 hari pencarian ditambah 2 hari masa perpanjangan, telah dilakukan namun masih belum membuahkan hasil.

Pasca pencarian resmi dihentikan, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, berharap pencarian dilakukan dengan pergerakan society community. Hal itu disampaikan bupati, saat mendatangi posko pencarian di Tasikmadu.

“Diharapkan komunitas nelayan yang berada di pesisir selatan bila menemukan korban, baik dalam keadaan hidup atau sudah menjadi jenazah diharapkan bisa melakukan evakuasi terlebih dahulu. Menginformasikan sehingga selanjutnya dilakukan identifikasi,” ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (18/09/2023) pagi.

Sebelumnya, sebuah kapal jenis Purse Seine atau di kenal nelayan dengan Perahu Slerek berpenumpang 23 ABK mengalami Laka laut di perairan Blitar. Sebanyak 15 orang dinyatakan selamat dan 8 nelayan lainya hingga kini masih belum di temukan.

Baca juga:

Advertisement

“Sejauh ini posisinya (hasil pencarian) masih nihil. Secara SOP 7 hari pencarian, kemudian kemarin sempat ditambah 2 hari. Sejak hari pertama menurut keterangan teman-teman yang ada di lapangan situasi ombak tinggi dan berkabut di sekitar lokasi,” terang Mas Ipin-sapaan akrabnya.

Dikatakan suami Novita Hardiny ini, kemarin sempat ada harapan karena ditemukannya mister x di perairan daerah Malang. Namun, itu diketahui bukan salah satu ABK KM Mandala asal Trenggalek yang hilang.

“Kemarin kita sempat punya harapan, karena ditemukan mister x di daerah Malang. Tetapi secara identifikasi ciri-ciri ternyata tidak ada yang identik dengan korban. Kita berharap, semoga nanti ada informasi dan info ini sudah mulai tersebar dari pesisir Trenggalek. Tentu hingga Blitar, Tulungagung hingga Malang,” imbuhnya.

Dirinya juga berharap, jika nantinya ada nelayan menemukan, boleh dilakukan evakuasi dulu kemudian akan dilakukan identifikasi oleh tim SAR gabungan. Mengingat butuh waktu untuk menempuh jarak, karena posisi kejadian di Gayasan. Kalau dari bibir laut kurang lebih sekitar 3 mil.

Meski operasinya secara resmi memang sudah ditutup, akan tetapi saat ini pihaknya bergerak secara society community. Harapannya, jika ada nelayan atau siapapun yang menemukan sesuatu bisa segera memberi info kepada yang bersangkutan.

Advertisement

Masih kata Bupati Arifin, langkah ke depannya dalam rangka mengantisipasi dan meminimalisir jatuh korban ketika terjadi Laka laut, Pemerintah Kabupaten Trenggalek mencoba melakukan berbagai upaya. Diantaranya, mengimbau nelayan untuk wajib pakai pelampung saat melaut.

“Karena kita baru mengusulkan anggaran baru, seperti yang saya sampaikan kemarin mereka harus terlindungi oleh pelampung. Tapi pelampungnya bukan yang berbentuk rompi, karena itu mengganggu mobilitas mereka bekerja,” tuturnya.

Nantinya pelampung itu akan seperti pelampung pinggang (sabuk). Jadi lebih simpel, kemudian bila situasi dingin bisa dilapisi jaket. Selain proteksi diri, juga perlu mengikuti BPJS Tenaga Kerja. “Saya berharap juga nelayan jangan nekat kalau dari Syahbandar mengumumkan BMKG kondisi cuaca seperti apa. Tolong sebelum melaut juga dipastikan. Karena ceritanya kemarin itu posisi mereka sudah mau pulang, kemudian tiba tiba kabut dan jarak pandang terbatas. Selanjutnya terbawa ke tepian dan dihantam ombak,” jelas Bupati Arifin. (mil/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas