Pemerintahan

Minimalisir Laka Laut, Wabup Syah Buka Sekolah Lapangan Inisiasi BMKG

Diterbitkan

-

SEKOLAH LAPANGAN: Wakil Bupati Trenggalek, Syah Natanegara, saat membuka Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan (SLCN) di Balai Desa Munjungan.

Memontum Trenggalek – Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan (SLCN) di Balai Desa Munjungan. Gelaran yang dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Trenggalek, Syah Natanegara, itu sengaja dilakukan untuk meminimalisir kecelakaan laut dan mitigasi bencana. 

Kegiatan sekolah lapang ini sendiri, digelar karena tingginya angka kecelakaan laut di wilayah Perairan Munjungan. Sekaligus, karena potensi bencana di Trenggalek, yang cukup tinggi. 

Baca juga:

    “Diharapkan dengan adanya bekal ilmu sekolah lapang ini, para nelayan maupun stake holder terkait mampu mengenali kondisi cuaca yang ada,” ungkap Wabup Syah, saat dikonfirmasi, Jumat (08/10/2021).

    Dikatakan Wabup, dengan mengabaikan cuaca maka akan beresiko terjadinya kecelakaan laut. Selain itu, kadang nelayan lebih mengandalkan ilmu titen dibanding dengan pendekatan tekhnologi.

    Dengan kedatangan BMKG di Munjungan, Wabup Syah berharap, ada transfer ilmu terkait pemahaman cuaca kepada nelayan. “Dengan begitu, selain dapat menghindarkan kecelakaan laut, juga diharapkan mampu meningkatkan tangkapan ikan. Sedangkan terkait kebencanaan, pemerintah dan masyarakat lebih memiliki kesigapan dalam meminimalisir dampak bencana maupun meminimalisir korban dari kejadian bencana alam,” jelasnya.

    Advertisement

    Kegiatan ini, lanjutnya, sangat dibutuhkan guna meningkatkan pemahaman cuaca dan iklim kepada nelayan, penyuluh dan dinas terkait. “Saya juga berharap adanya dukungan, kerjasama, sinergi dan kolaborasi dalam membangun sektor kelautan dan perikanan di Trenggalek. Potensinya sangat luar biasa baik perikanan tangkapnya, budidaya maupun pengolahan hasil perikanan hingga kekayaan sumberdaya kelautan dan perikanan,” imbuh mantan anggota DPRD Trenggalek ini.

    Beberapa program strategis yang dilaksanakan di Trenggalek, tambahnya, tentunya sangat mendukung percepatan diantaranya Jalur Lintas Selatan, Kawasan Minapolitan, Pelabuhan Niaga, Kawasan Selingkar Wilis dan yang lainnya. “Saya yakin dengan sinergitas semua pihak, sesuai fungsi dan kewenangan masing masing, kemajuan sektor perikanan di Trenggalek akan tercapai,” katanya.

    Sementara itu, Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, menuturkan bahwasannya ini merupakan kegiatan rutin yang sering digelar BMKG di seluruh wilayah Indonesia. “Kegiatan ini bertujuan untuk menjadi bekal keselamatan para nelayan, terutama saat mencari ikan, dimana sering terjadi kecelakaan. Dahulu ada ilmu titen, musim-musim tertentu bisa melaut,” terang Kepala BMKG ini.

    Masih terang Dwikorita, ilmu titen ini sudah kacau, akibat perubahan iklim. Sehingga, saat ini masyarakat perlu melakukan observasi yang lebih tetap dan tepat. “Dari observasi itu, tambahnya, menghasilkan satu prakiraan cuaca maupun tinggi gelombang yang harus segera diinformasikan kepada para nelayan,” paparnya.

    Pelatihan ini, terangnya, lebih kepada memahami cuaca dan gelombang. Ada beberapa tekhnologi yang bisa dipahami para nelayan agar mampu merencanakan melaut kapan.

    Advertisement

    Informasi ini, paparnya, akan disampaikan paling tidak 3 hari sebelum kejadian dan perubahannya bisa seketika disampaikan. Sehingga, para nelayan diajarkan terampil membaca perkembangan informasi cuaca lewat mobile phone.

    “Yang kedua informasi terkait dimana letak lokasi ikan terbanyak. Sehingga, nelayan maksimal menangkap ikan dengan selamat,” tutur Dwikorita. (mil/sit)

    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas