SEKITAR KITA

Empat Nelayan Hilang karena Laka Laut, Bupati Trenggalek Himbau Soal Pengamanan Diri saat Melaut

Diterbitkan

-

JENGUK: Bupati Arifin saat menjenguk korban Laka laut yang selamat di Perairan Mbrumbun Tanggung Gunung Tulungagung. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, belajar banyak atas musibah kejadian kecelakaan (Laka) laut yang menimpa sejumlah nelayan di Trenggalek. Tidak dilengkapi pelindung diri, kemudian tidak menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan, menjadikan posisi nelayan sangat beresiko ketika terkena musibah seperti Laka laut.

Seperti kejadian yang menimpa dua kapal nelayan asal Trenggalek, yang hancur akibat diterjang ombak besar di Perairan arah Mbrumbun, Tanggung Gunung, Kabupaten Tulungagung, Senin (07/08/2023) kemarin. Kejadian ini, mengakibatkan dua nelayan Kapal Exsel dan dua nelayan Kapal Wilwo, masih dalam pencarian sampai dengan hari ini. Kejadian sendiri, dalam kejadian itu ada total empat orang selamat.

Karenanya, tidak ingin kejadian serupa terulang kembali kepada nelayan di wilayahnya, Mas Ipin-sapaan akrab Bupati Trenggalek, mengimbau kepada nelayan untuk membekali diri dengan peralatan pelindung saat melaut. Imbauan ini, juga disampaikan kepada OPD terkait.

“Berkaca dari kejadian Laka laut semalam, saya mengimbau agar para nelayan punya bekal saat melaut. Tetapi, rata-rata dari mereka ini belum tergabung di Kelompok Usaha Bank (KUB). Dan ini, akan menjadi satu penekanan kita,” kata Mas Ipin, seusai menjenguk beberapa korban selamat, Selasa (08/08/2023) siang.

Dirinya menambahkan, saat melaut para nelayan diminta atau diimbau untuk memakai pelampung. Namun karena alasan tidak nyaman, imbauan itu kadang diabaikan.

Advertisement

“Selain tidak nyaman, alasan lain mereka tidak menggunakan pelampung rompi itu karena saat mengangkat ikan terasa memperlambat pergerakan. Jadi,.ini perlu lagi diperhatikan,” imbuhnya.

Oleh karena itu, dirinya meminta ke BPBD dan juga Kepala Dinas Perikanan, untuk mencari pelampung yang seperti sabuk untuk mobilitas di laut. Sementara itu, hampir semua korban Laka laut yang didatangi, diketahui juga belum memiliki BPJS Ketenagakerjaan. Pihaknya juga akan mendorong para nelayan-nelayan tersebut untuk segera mengurusnya. Sehingga, jika terjadi apa-apa saat melaut, hal itu bisa di cover oleh pihak BPJS.

Baca juga :

“Di sini teman teman Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan nelayan sudah punya MoU dengan bekerjasama setiap tahun. Sudah banyak juga yang mendaftar. Hal ini yang coba kita perluas,” kata Bupati Arifin.

Pengalaman ini membuka kesadaran para nelayan, bahwa melindungi dirinya juga penting. Mungkin, sekarang cideranya kategori ringan sehingga biaya pengobatan mungkin tidak banyak. Namun, bila nanti dengan fatalitas dan pengobatan tinggi, juga akan memberatkan.

Advertisement

“Sudah tidak dapat ikan, ditambah harus menanggung biaya berobat. Makanya, nanti kita uruskan BPJS Ketenagakerjaan dan sebagai insentif kita hanya mengcover preminya 3 atau 4 bulan awal. Selebihnya, kesadaran mereka. Toh itu sebulan Rp 16.800 dan kalau dari hasil ikan itu tentunya tidak seberapa dengan resiko yang ditanggung,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Yoni Fariza, menuturkan dalam pencarian korban Laka laut tersebut Basarnas Trenggalek menurunkan empat tim pencarian yang terbagi dalam tim pencarian di laut dan di darat (pemantauan di tepi-tepi laut).

“Ada empat tim pencarian kali ini. Kita juga menyiapkan perahu karet dan juga kita ploting pemantauan di darat. Di tepian tebing yang kita curigai ada kemungkinan survival atau korban ini tersangkut di tebing tersebut,” ujar Yoni.

Kendala yang dihadapi oleh tim saat ini, tambahnya, adalah luasan. Karena, tempat kejadian adalah di laut. Kemudian, kondisi geografis tempat kejadian musibah yang cenderung berkarang, berarus dan berombak, karena terlalu ke tepi posisi kejadiannya.

Salah satu korban selamat, Agus Siswoyo, menceritakan peristiwa kecelakaan laut ini terjadi saat dirinya  tiga rekannya sedang mencari ikan jenis teri dengan cara serok. Tidak ditampik oleh Siswoyo, bahwa posisi perahunya sangat dekat dengan tepi laut yang berupa batuan karang.

Advertisement

Pada saat kejadian, ujarnya, di lokasi ada banyak kapal nelayan. Namun, hanya dua kapal yang dekat dengan tebing. Ketika ombak menerjang kedua kapal, pun langsung mengalami kecelakaan dan kapal lain tidak berani mendekat. Siswoyo sendiri, berhasil selamat setelah menemukan jerigen plastik yang dibuatnya sebagai alat bantu menepi di karang. (mil/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas