Pemerintahan

Lagi, 2 Pasien Positif Covid-19 di Trenggalek

Diterbitkan

-

Video conference Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama awak media di gedung Smart Center. (ist)
Video conference Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama awak media di gedung Smart Center. (ist)

Begini Riwayat Perjalanannya

Memontum Trenggalek – Pemerintah Kabupaten Trenggalek kembali menyampaikan adanya 2 pasien terkonfirmasi positif Virus Corona atau Covid-19. Kedua pasien tersebut disebut pasien 04 laki-laki (43), pasien 05 wanita (50) yang tinggal di Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek.

Adapun riwayat perjalanan atau indikasi resiko tertular Pasien 04, Selasa (05/05/2029) siang, pasien 04 menjalani rawat inap di rumah sakit di Tangerang dan dirawat di sana selama 2 hari dengan gejala demam, muntah dan diare.

“Selanjutnya pada 9 Mei 2020 Pasien 04 bersama istrinya berangkat dari rumah sakit tangerang ke Trenggalek diantar oleh ambulance rumah sakit tersebut,” ungkap M Nur Arifin.

Setibanya di Trenggalek pasien langsung diturunkan di puskesmas Gandusari kemudian dari puskesmas Gandusari dirujuk ke RSUD dr Soedomo Trenggalek dengan menggunakan ambulan dari rumah sakit Tangerang.

“Di IGD RSUD dr. Soedomo dilakukan rapid test hasil non reaktif (negatif) dan dilakukan rawat inap,” jelas M Nur Arifin saat Video conference, Jumat (15/05/2020) malam.

Advertisement

Namun saat dilakukan swab test, hasilnya pasien 04 dinyatakan positif.

Dikatakan M Nur Arifin, adapun kontak erat pasien 04 yang diperiksa ada 5 yaitu Istri, 3 anak, dan 1 menantu. Hasil rapid test semua non reaktif (negative).

“Untuk selanjutnya kami (pemerintah) mengambil langkah diantaranya agar pasien 04 tetap dirawat di RS dan dipantau perkembangan penyakitnya, bagi OTG pasien 04 isolasi di Ruang Isolasi OTG yang disiapkan di asrama diklat BKD, menetapkan kawasan displin physical distancing di Desa Sukorejo dan Desa Gandusari karena memiliki riwayat disinggahi dan berinteraksi dengan kontak erat,” imbuhnya.

Masih terang M Nur Arifin, melakukan tracing terhadap kontak erat dengan pasien 04. Menunjuk Bapak Camat Gandusari penghubung khusus guna memantau kesehatan dan kebutuhan OTG pasien 04 seperti ayah, ibu dan 4 ponakan serta bantuan sosial bagi KK yang terdampak penetapan zona physical distancing.

Selain itu melakukan disinfeksi berkala serta pembagian masker disekitar kawasan physical distancing.

Advertisement

Ia juga mengaskan adapun riwayat perjalanan atau indikasi resiko tertular Pasien 05 adalah pasien tersebut bekerja sebagai baby sitter di Surabaya.

“Pada 9 Mei 2020 jam 15.00 WIB datang dari Surabaya naik travel dongko bersama 1 orang teman kerja serumah dari desa gesikan pakel Tulungagung,” ucap M Nur Arifin.

Sebelumnya, pasien 05 pulang dengan berbekal hasil Rapid Test Non-Reaktif (negatif) pada tanggal 5 Mei 2020 yang dilakukan di Surabaya.

Kemudian pada 10 Mei 2020 pukul 10.00, pasien ke Puskesmas Ngulankulon, akan tetapi Puskesmas tutup hingga pasien datang ke Puskesmas Pogalan dan disarankan ke RSUD dr Soedomo.

“Pada hari yang sama pasien 05 datang ke IGD RSUD dr. Soedomo dan dilakukan Rapid Test dengan hasil reaktif (positif). Padahal sebelumnya dilakukan rapid test di Surabaya hasil non reaktif,” tegasnya.

Advertisement

Selanjutnya pasien 05 masuk ruang isolasi RS dilakukan swab test dengan hasil positif Covid-19.

“Bagi OTG yang diperiksa ada 5 yaitu suami, 1 anak (dan ibu pasien 05 hasil rapid test non reaktif semua (negative). Dan Sopir Travel yang sampai saat ini belum terlacak (grup travel dongko belum ada yang mengakui mengangkut pasien 05) serta rekan kerja 1 rumah di Surabaya sudah di tangani dinkes Tulungagung hasil rapid test non reaktif (negative),” tutur M Nur Arifin.

Belajar dari semua kasus positif yang terjadi di Trenggalek, lanjut suami Novita Hardiny ini, pada dasarnya belum ada klaster penularan lokal di Kabupaten Trenggalek. Semua dipicu dari pendatang yang bepergian keluar kota/negeri.

“Khususnya pasien 05, meskipun sudah pernah di rapid test negative, ternyata begitu di swab test hasilnya positif, ini yang harus menjadi pelajaran kita,” katanya.

Bupati termuda ini menegaskan untuk tidak mudik terlebih dahulu. Ia mengingatkan pul agar tidak meremehkan perjalanan dari daerah satu kedaerah lain. Khususnya daerah dengan peningkatan kasus yang tinggi, yang saat ini menerapkan PSBB. (mil/oso)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas